Entrepreneurial Ikigai

Chapter 2 dari 
black and white Hustle-printed ceramic mug on table

Setelah mengetahui konsep western dan Japanese Ikigai, sekarang waktunya kamu belajar soal peran Ikigai dalam kehidupan seorang entrepreneur, khususnya untuk mendefinisikan bisnisnya.

Ikigai untuk Entrepreneur

Western ikigai–yang ada diagramnya di bawah–bisa kamu pakai buat mencari alasan yang tepat untuk jadi seorang entrepreneur. Kok bisa? Ya soalnya jawaban dari empat pertanyaan utama di western ikigai tadi–apa yang kau cintai? apa yang bikin kamu dibayar? apa keahlian yang kamu punya? apa yang kamu dibutuhkan lingkunganmu?–bakal ngasih tahu kamu apa misi, passion, pekerjaan, dan vokasi yang cocok buatmu. 

Cuma, for your information nih, dalam diagram ikigai yang udah dijelasin di chapter sebelumnya, ada empat bagian kosong. Empat bagian kosong ini nggak bisa diabaikan gitu aja karena tiap bagian mewakili ketidakseimbangan. 

  • Bagian kosong yang pertama ada di antara passion sama misi. Bagian ini bikin kamu melakukan sesuatu yang memang dibutuhkan oleh lingkungan tapi nggak bikin kamu kaya. Artinya, kalau kamu ada di posisi ini, kamu cuma jadi seorang yang idealis. 
  • Bagian kosong yang kedua ada di antara vokasi dan misi. Ini bikin kamu mengikuti passion yang nggak dibutuhkan oleh lingkunganmu. Artinya, apa yang kamu lakukan nggak bermanfaat buat orang lain. 
  • Bagian kosong yang ketiga ada di antara vokasi dan profesi. Ini bikin kamu melakukan sesuatu yang dicintai, digaji, plus bisa ngasih manfaat ke banyak orang. Tapi kamu sendiri nggak punya bakat di situ. Artinya, kamu cuma medioker yang stuck di satu titik.
  • Bagian kosong yang keempat ada di antara profesi dan passion. Ini bikin kamu melakukan sesuatu yang dibutuhkan oleh lingkungan plus digaji, cuma kamu nggak menyukainya. Artinya, kamu nggak enjoy dan cuma buang-buang waktu aja. 

 

Kamu bakal menemukan jawab buat jadi entrepreneur kalau bisa menemukan sesuatu yang mencakup passion, misi, vokasi, sama profesi sekaligus. Kalau udah nemu jawabannya, tinggal pakai framework itu buat mendefinisikan bisnismu. 

Mendefinisikan Bisnis dengan Ikigai

Kadang-kadang, entrepreneur suka ragu sama bisnis yang dijalankannya sendiri. Ragunya tuh bukan mau nggak mau menjalankan bisnis, tapi lebih ke yakin nggak yakin kalau bisnisnya worth the effort. 

Keraguan ini sebenarnya bisa dihilangkan dengan ikigai, soalnya kalau pakai ikigai kamu bisa mengetahui nilai dari bisnismu. Cara menemukan nilainya bisa dengan menjawab empat pertanyaan ini: 

1. Kamu tertarik sama bisnismu nggak? 

Kehidupan entrepreneur itu identik sama yang namanya kesulitan dan rintangan. Kalau kamu nggak punya bahan bakar yang tepat, bisa jadi gagal bertahan sampai titik akhir. Apa bahan bakar yang tepat? Ya daya tarik sama bisnismu. Kok begitu? 

 

  • Pertama, kamu tuh cuma hidup sekali. Kalau kamu melakukan sesuatu yang nggak disukai–apalagi dalam waktu lama–sama aja kamu lagi menghabiskan waktu dan energi secara percuma. 
  • Kedua, kamu butuh kebahagiaan biar bisa bertahan menghadapi rintangan dan kesulitan hidup. Melakukan sesuatu yang nggak kamu suka sama aja kayak sengaja jatuh ke jurang yang ada di depan mata. 
  • Ketiga, kalau kamu tertarik, semangat buat bekerja tuh gede banget. Semangat ini yang bakal meyakinkan dirimu sendiri, rekan kerja, klien, karyawan, sama pelanggan. Gimana orang lain mau kerja sama kamu kalau kamunya sendiri nggak bersemangat? 

 

2. Bisnismu sebenarnya dibutuhkan sama lingkunganmu nggak?

Pertanyaan ini mesti dijawab biar kamu yakin sama bisnismu sendiri. Paling nggak, kamu bisa memastikan kalau bisnismu tuh memenuhi kebutuhan lingkunganmu. 

Lingkungan di sini maksudnya target pasar, jadi pengertiannya luas. Tapi yang paling penting, kebutuhan lingkungan yang dipenuhi oleh bisnismu nyata, nggak imajinatif atau cuma asumsi doang. 

3. Kamu punya skill buat menjalankan bisnismu nggak?

Kalau kamu memang yakin bisnismu worth the effort, pastikan kamu punya skill buat menjalankannya dengan baik, minimal sampai muasin pelanggan. Kalau misalnya kamu nggak punya skill, cari tahu deh skillnya bisa dipelajari atau nggak. Kalau bisa dipelajari, butuh apa aja biar kamu bisa mempelajarinya? Berapa lama waktu belajarnya sampai kamu mahir?

Kalau ternyata nggak bisa dipelajari, coba cari tahu, kamu bisa nyari orang yang punya skill tersebut nggak? Begitu dapat orangnya, bisa dipertahankan nggak? Jawaban semua pertanyaan ini bikin kamu tahu apa yang jadi kelebihan sama kekuranganmu. 

4. Bisnismu bisa menghasilkan uang yang sesuai harapan nggak?

Setiap bisnis pasti pengin dapat uang. Karena dengan uang, bisnis bisa bertahan dan berkembang. Kadang-kadang entrepreneur nggak mikirin aspek ini sama sekali, padahal uang kan bikin bisnis jadi stabil. 

Cek deh, berapa banyak orang yang bisa beli produkmu? Dari jumlah yang bisa beli itu, berapa banyak yang mau beli? Jawaban pertanyaan ini membuat keuangan bisnis jadi lebih sehat biar kamu nggak bergantung ke sumber keuangan eksternal kayak penggalangan dana atau kredit.

Wise Words

Menemukan Ikigai dalam berbisnis bukan sekadar mencari kepuasan pribadi, tapi juga memastikan bisnis kita esensial, kompeten, dan menguntungkan bagi semua.