Entah ada berapa banyak orang yang tanya dan minta saran ke saya tentang apa yang sebaiknya mereka lakukan untuk memperkuat perekonomian keluarga.
Padahal, ada banyak hal di depan mata yang bisa dieksplor. Salah satunya intangible assets (aset tak berwujud) yang melekat pada diri.
Tulisan ini saya buat khusus untuk Anda yang masih struggling untuk survive dari permasalahan finansial. Tapi juga bisa relevan untuk Anda yang mau growth sebagai self employed.
Sering Diminta Saran
Beberapa waktu lalu, ada salah satu murid saya yang curhat cukup panjang melalui WhatsApp.
Mas, lagi sibuk ndak?
Boleh minta saran atau masukan buat saya?
Alhamdulillah mas, kemarin pas ramadhan alumni sintesa chapter jogja bukber. Ada ***, mas ****, *** dan mas *******.
Ngobrol banyak hal, salah satu nya kita mau jadi apa 5-10 tahun kedepan. Pemicu nya, saya melihat *** banyak perubahan salah satunya kerjaan nya dia.
Kemarin dia cerita lagi hire web developer gajinya dibawah 10 juta, untuk perusahaan nya. Trus kami nyeletuk, brrti kalau dirimu (***) diatas 10 dong. Dia senyum aja.
Singkat cerita pas pulang saya mikir keras mas, mau jadi apa yah ntar 5-10 tahun kedepan.
Alhamdulillah, saat ini pun saya punya kerjaan pokok di salah satu perusahaan developer perumahan jadi Web Developer buatin website property. Alhamdulillah, udah 3 web yang udah running. Tapi, dari pihak perusahaan juga minta saya buat jualin property nya, ndak hanya buat web aja mas. Tapi sampai saat ini belum ada closingan mas.
Yang kedua, lagi kolaborasi sama temen” penulis mas 2 orang. Bangun blog adsense, nama web nya d******.id.
Kendalanya masih daftar adsense.
Yang ketiga, undangan web udah 9 bulan jalan. Tapi baru kejualan 8, kendalanya di marketing nya mas.
Dengan semua yang tak lakuin ini mas, jujur saya binggung mau jadi apa 5-10 tahun depan.
Sedangkan, saat ini udah berkeluarga punya anak 1, dirumah ada adik yang harus dibantu keuangan nya.
Mas ada saran atau masukan ngak buat saya?
Kira-kira, apa yang musti dijawab?
Pertanyaan dan permintaan saran semacam itu banyak sekali berdatangan.
Pembuatan platform Serbu ini bagian dari cara saya memberikan jawaban dari persoalan yang sepertinya dihadapi oleh banyak orang tentang hal ini.
Latar belakang (story) nya beda-beda, tapi ujung pertanyaannya sama, yaitu “What should I do?”
Jawaban singkat dan klisenya, ya be productive!
Bakat dalam Diri
Apa sih produktif?
Buat saya, pekerjaan yang kalau kita lakukan, akan membuat masa depan menjadi lebih cerah.
Menjadi produktif itu bukan berarti no game, no hangout, no vacation.
Tapi don’t play a game before the primary and priority has been done for that day.
Untuk membantu menyelesaikan hal-hal produktif setiap hari, buatlah activity list. Tidak perlu banyak, yang penting terlaksana setiap hari.
Banyak yang masih bingung membuat activity list, apa saja yang harus dimasukkan ke dalam list terserbut.
Paling gampang tentu saja yang terkait bakat dalam diri.
Potensi apa yang sudah terlihat ada pada diri Anda.
Sama halnya seperti produk, setidaknya untuk bisa digunakan/dinikmati customer, produk itu sudah harus pada fase MVP atau Minimum Viable Product (beberapa orang menyebutnya alpha dan beta).
Begitu juga bakat diri.
Bakat dalam diri ini harus disempurnakan dan dipush sampai setidaknya memenuhi kriteria untuk bisa disebut sebagai MVP. Sebelum akhirnya bakat kita bisa kita jual ke publik.
Kenapa bakat dalam diri?
Karena bakat ini adalah gift (pemberian) dari Allah swt, proses untuk membuat dari zero ke MVP relatif cepat dan biayanya sangat terjangkau.
Untuk mengekplorasi bakat dalam diri, ada banyak tools yang bisa digunakan. Paling gampang bisa pakai Temu Bakat (temubakat.com).
Tumbuhkan Minat
Minat itu beda dengan bakat.
Anda melihat orang bisa membuat aplikasi yang bagus, kemudian ingin menjadi programmer, ini namanya minat. Kalau ngga ada modal bakat, belajarnya bisa lama dan kualitasnya ngga akan bisa sebagas kalau ada bakat.
Begitu juga, bakat kadang masih tersembunyi dan belum ada minat (ketertarikan) untuk dilakukan.
Setelah mengetahui potensi bakat yang bisa dikembangkan, mulai perhatikan hal-hal terkait itu dengan seksama, biasanya ngga butuh waktu lama untuk akhirnya muncul minat terhadap bakat terpendam kita.
Membangun Skill Sets
Apa itu skill set?
Kombinasi dari 3 hal:
- Technical skill (dan biasanya lebih dari 1 skill).
- Soft skill
- Conceptual skill
Rata-rata perusahaan besar didirikan oleh Founder dan co-Founder yang mempunyai skill set. Para pimpinan atau CEO nya juga mempunya skill set.
Kalau bakat (di atas) itu cenderung ke technical dan soft skill, jadi nanggung, tinggal tambahin 1 skill lagi (conceptual), Anda sudah punya skill set.
Saya sudah masukkan ke roadmap untuk membuat tulisan tentang “bagaimana cara membangun skill set yang bagus”.
Insya Allah kita bahas di artikel selanjutnya.
Jual Skill Kita
Saat bakat atau skill sudah ada di level MVP, mulai promosikan ke khalayak.
Oh iya, kalau kita sudah punya skill set, kita bukan lagi di level MVP, tapi sudah di fase versi release, bisa v1 atau v1.5 dan seterusnya.
Jadi, ngga perlu menunggu punya skill set untuk mulai jualan.
Butuh Percaya Diri
Melakukan sesuatu yang berulang itu, apalagi dihadapan umum (seperti berjualan), membutuhkan rasa percaya diri yang tinggi.
Percaya diri yang lebih ke muka badak.
Misal, Anda jualan sesuatu, kemudian ada orang yang mengomentari dengan kata yang ngga Anda harapkan, apakah akan ciut?
Percaya diri semacem ini yang mesti Anda bangun.
Lihat mereka itu para YouTuber, ngga ada habis-habisnya komentar miring bersarang di platform media sosial mereka. Sikapnya, ya bodo amat.
Kalau baru satu dua orang berkomentar menyakitkan ke Anda, kemudian berhenti dan mbatin, “Saya ngga sanggup melanjutkan ini.” mental Anda perlu diasah lagi.
Saya jualan udah macem-macem, diomongin ngga enak juga udah sering. Sekarang-sekarang ini, kalau saya mau jualan lagi ya udah ngga peduli akan diomongin apa aja sama orang lain. Yang penting kita dapat apa yang kita inginkan dengan cara yang baik.
Akhirul Kalam
Pertanyaannya sekarang, apa intangible assets yang ada pada diri Anda? Kalau belum ada, segera diadakan.
Tetapkan durasi waktu sampai intangible assets Anda berada pada level MVP yang siap dipasarkan dan hasilkan cuan.
Setelah itu, Anda akan merasakan sensasi pengalaman pertama mendapatkan income, yang secara naluri akan menggiring Anda pada rencana-rencana selanjutnya untuk terus naik dan tumbuh.
Yuk, jual diri!